Langsung ke konten utama

CASH IS A KING DIMASA PANDEMI, INI ALASANNYA

 


“Cash is the king”. 

Ungkapan “uang tunai adalah raja” semakin sering terdengar semenjak dunia terperangkap pandemi COVID-19, sembilan bulan terakhir. Pandemi ini sudah menyeret perekonomian global ke jurang krisis.

Di tengah situasi perekonomian yang membuat degup jantung berdetak lebih cepat akibat rasa cemas, kebutuhan kita untuk merasa aman menjadi semakin tinggi. Memiliki uang tunai adalah salah satu cara menciptakan rasa aman itu. Saat terjadi krisis ekonomi, nilai aset yang kita miliki bisa dengan mudah turun. Untuk mempersiapkan diri dari nilai aset keuangan yang sewaktu-waktu bisa longsor, keberadaan uang tunai penting diutamakan saat ini.

BACA JUGA : PENTINGNYA MEMILIKI ASURANSI KESEHATAN DIMASA PANDEMI

Alasan Pentingnya Memiliki Uang Tunai

1. Dana tunai adalah sumber likuiditas utama

Kamu mungkin memiliki berbagai jenis aset berbentuk saham, reksa dana, obligasi atau aset riil seperti properti, kendaraan bermotor, dan lain sebagainya yang bisa kamu uangkan ketika suatu saat membutuhkan uang tunai. Seberapa cepat aset-aset itu bisa kamu cairkan kala kondisi darurat?

Uang tunai adalah sumber likuiditas utama yang bisa langsung kamu manfaatkan saat itu juga ketika ada kebutuhan. Pastikan kamu memiliki uang  tunai yang memadai dalam berbagai bentuk, mulai cash keras, hingga uang tunai yang tersimpan di tabungan, giro atau deposito.

Uang tunai ini juga sekaligus berfungsi sebagai dana darurat yang bisa membantumu dalam mengelola cash flow. Cara mengatur cash flow bisa dimulai dengan menentukan tujuan keuangan, menyusun anggaran pemasukan dan pengeluaran, sisihkan sebagian pemasukan untuk investasi, tabungan, dan proteksi, serta dana darurat. Dana darurat ini penting agar rutinitasmu di saat kondisi mendesak tetap aman terkendali tanpa merusak alokasi dana lainnya.

2. Dana tunai merupakan “security blanket”

Dalam konteks finansial, memiliki uang tunai di masa pandemi adalah selimut yang menjaga hidup kamu agar tetap nyaman dan tenang. Uang tunai dalam jumlah yang memadai akan sangat membantu rasa tenang kamu menjalani hari-hari penuh ketidakpastian seperti saat ini. Nilai uang tunai yang ideal sebagai dana darurat, menurut Financial Coach Philip Mulyana, sedikitnya sebesar enam kali pengeluaran. Jadi, bila pengeluaran kamu saat ini Rp10 juta, siapkan dana darurat sekitar Rp60 juta.

Walau begitu, keberadaan “selimut yang nyaman” saja belum cukup memadai melindungi keamanan finansial. Kamu membutuhkan jaring pengaman lebih besar yang mampu “menangkapmu” ketika badai benar-benar datang. Selimut yang nyaman memang membantu kamu tidur lebih tenang. Namun, ia tidak bisa menghindarkan kamu dari terpaan badai yang lebih besar. Asuransi bisa membantumu.

Asuransi berperan sebagai jaring pengaman utama yang melindungi keseluruhan keuangan kamu dari risiko lebih besar. Ketika si pencari nafkah mendadak tutup usia, uang tunai yang tersedia memiliki keterbatasan dalam menggantikan pendapatan yang menghilang secara tiba-tiba. Sedangkan kebutuhan hidup tetap berjalan dan harus ditutup. Tapi dengan asuransi jiwa yang tepat, hal itu bisa teratasi.

3. Dana tunai mudah dijadikan aset lain

Memiliki uang tunai berarti juga memberikan kamu kesempatan tak terbatas untuk mengalihkannya sewaktu-waktu dalam bentuk aset lain. Anggaplah saat ini badai masih berkecamuk karena COVID-19 yang tak jua menunjukkan akhir. Namun, ketika kelak tanda-tanda berakhirnya badai semakin dekat, kamu bisa bertahap mengalihkan dana tunai yang kamu miliki menjadi bentuk aset yang lain. Misalnya, secara bertahap kamu alihkan menjadi aset saham atau reksa dana atau obligasi ritel.

4. Dana tunai “penyelamat” pertama guncangan

Ketika perekonomian terpuruk akibat pandemi, semakin banyak perusahaan yang menempuh langkah efisiensi. Tujuannya, supaya nafas perusahaan bisa lebih panjang dalam mengarung badai resesi akibat pandemi COVID-19. Langkah efisiensi antara lain pemutusan hubungan kerja, kebijakan merumahkan karyawan, program pensiun dini hingga memangkas berbagai tunjangan. Efek bagi pekerja adalah penurunan pendapatan bahkan kehilangan sumber penghasilan.

Padahal, kebutuhan hidup harus terus dipenuhi mulai belanja dapur hingga uang sekolah anak. Mulai cicilan rumah hingga arisan keluarga. Ketika efek ekonomi pandemi mengguncang keuangan kamu, cadangan uang tunai bisa menjadi penyelamat pertama. Cicilan tetap bisa dibayar. Uang sekolah anak tidak perlu menunggak. Sembari kamu berupaya mencari penghasilan pengganti, kehidupan keluarga tetap bisa ditopang oleh uang tunai tersebut.

Empat alasan di atas sudah cukup menempatkan pentingnya memiliki uang tunai yang memadai di tengah situasi pandemi dan ancaman krisis ekonomi. Kencangkan sabuk pengaman karena badai belum terlihat kapan akan usai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Ingin Tertipu Investasi Bodong? Perhatikan Beberapa Hal Berikut

Ada berbagai faktor yang melatar-belakangi terjadinya kerugian dalam berinvestasi, dua di antaranya adalah pengetahuan investasi yang masih minim dan banyaknya penipuan mengatasnamakan investasi yang dikenal dengan sebutan investasi bodong. OJK secara berkala melalui situs www.sikapiuangmu.ojk.go.id telah melakukan pengkinian data terhadap jumlah perusahaan atau lembaga dengan produk investasi yang diduga ilegal dan wajib diwaspadai. Ada dua skema yang biasa digunakan, yang dapat dikategorikan investasi bodong. Mari kita pelajari satu per satu. Skema Ponzi (Ponzi Scheme) Skema Ponzi atau dikenal juga sebagai money game tergolong banyak digunakan dalam penipuan investasi bodong. Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi, pria asal Italia yang lebih dikenal sebagai Charles Ponzi setelah pindah ke Amerika, bisa disebut sebagai Godfather dari skema Ponzi. Pada 1920, Ponzi menjanjikan keuntungan sebesar 50% dalam jangka waktu 45 hari dan 100% untuk 90 hari sejak investor me...

Memaksimalkan Manfaat Polis Asuransi Jiwa

Keputusan yang memiliki dampak jangka panjang membutuhkan pemikiran menyeluruh sehingga Anda bisa meminimalkan terjadinya kesalahan. Hal yang sama berlaku untuk asuransi jiwa, sebuah instrumen keuangan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan Anda dan keluarga. Karena bersifat jangka panjang, penting untuk selalu meninjau polis asuransi jiwa Anda seiring perubahan kondisi keuangan dan kondisi umum keluarga. Berikut adalah enam hal yang perlu diingat untuk mendapatkan manfaat maksimal dari polis asuransi jiwa Anda: 1. Memiliki pandangan yang jelas tentang kebutuhan jangka panjang.  Meskipun tidak harus mengorbankan hari ini untuk masa depan, penting untuk memahami bahwa Anda harus memikirkan tentang masa depan. Saat tidak mulai merencanakan masa depan pada saat ini, ketika masa depan benar-benar datang, Anda tidak lagi memiliki waktu untuk bersiap. Itu sebab, penting untuk mengidentifikasi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang Anda secara terpisah. Asuransi Jiwa dimaks...

Menghitung Biaya Pengobatan Kanker

Bagi orang Indonesia, ketika divonis terkena kanker kadang-kadang hal yang pertama ditakuti bukan masalah sembuh atau tidaknya. Tetapi justru apakah mereka memiliki uang yang cukup untuk mengobati penyakitnya. Bukan rahasia umum kalau biaya pengobatan penyakit berbahaya ini sangat mahal. Minimal dana yang disiapkan mencapai Rp 100 juta per bulan. Tentu saja, besaran biaya tersebut terbilang fantastis. Ada beberapa pengobatan kanker yang besaran biayanya paling menguras saldo rekening. Apa aja pengobatan-pengobatan tersebut? 1. Kemoterapi. Pengobatan kanker yang satu ini menjadi salah satu yang paling populer, dan bisa diandalkan. Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan yang diracik khusus untuk membunuh sel-sel kanker. Lantas, berapa besaran biaya buat melakukan kemoterapi ini? Buat sekali kemoterapi, biaya yang harus dikeluarkan rata-rata mencapai Rp 2 juta. Karena kemoterapi idealnya dilakukan 4 – 12 kali, total biaya pengobatan ini mencapa...