Langsung ke konten utama

How Much Is Enough? | Menghitung Besarnya Uang Pertanggungan Asuransi Yang Pas


Dalam konteks perencanaan keuangan, umumnya yang menjadi dasar apakah seseorang dikatakan memiliki asuransi secara berlebihan (over insured) atau malah kekurangan (under insured) adalah uang pertanggungan untuk asuransi jiwa.

Mengapa hanya asuransi jiwa? Karena fungsi dari asuransi jiwa yang utama adalah menggantikan manfaat ekonomis apabila seorang pencari nafkah meninggal dunia. Dengan demikian, keluarga dari tertanggung dapat bertahan secara ekonomi dalam rentang waktu tertentu meskipun pencari nafkah sudah tiada.

Asuransi kesehatan dan penyakit kritis memang penting. Namun dengan adanya BPJS Kesehatan, secara tidak langsung sebenarnya masyarakat sudah terlindungi oleh asuransi kesehatan.

Hanya saja jika menginginkan layanan asuransi yang lebih komersial, bisa membeli asuransi kesehatan tambahan, jika tidak bisa menggunakan layanan BPJS Kesehatan.

Untuk mengetahui besaran kebutuhan uang pertanggungan asuransi jiwa, salah satu pendekatan yang digunakan adalah Human Life Value. Secara sederhana, pendekatan ini menghitung besaran uang pertanggungan yang wajar berdasarkan kebutuhan hidup / pendapatan dan bunga deposito.

Misalkan seorang pemegang polis asuransi memiliki keluarga dengan perkiraan pengeluaran setara Rp 100 juta per tahun. Apabila yang bersangkutan meninggal, tentu diharapkan keluarga bisa tetap bertahan dengan gaya hidup yang sama yaitu Rp 100 juta per tahun. Dengan asumsi ketika dia meninggal, uang pertanggungan asuransi disetorkan ke deposito, bunga dari deposito tersebut bisa menghasilkan Rp 100 juta per tahun untuk keluarganya.

Apabila tingkat bunga deposito yang berlaku saat ini adalah 5 persen net per tahun, maka nilai penempatan yang akan menghasilkan bunga Rp 100 juta per tahun adalah Rp 100 juta / 5 persen = Rp 2 miliar.
Dengan menggunakan contoh di atas, maka uang pertanggungan yang pas berdasarkan pendekatan Human Life Value adalah Rp 2 miliar.

Besaran kebutuhan akan uang pertanggungan ini bisa bertambah lagi apabila tertanggung memiliki aset dalam bentuk properti yang akan diwariskan. Ketika nama pemilik properti berganti karena warisan, ahli waris tetap perlu mengurus proses balik nama.

Proses balik nama yang menggunakan jasa notaris tidak gratis. Selain itu, ada pula biaya BPHTB 5 persen untuk proses pengalihan nama yang dihitung dari nilai properti dikurangi Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP). Besarnya NPOPTKP berbeda antara tiap daerah, untuk Jakarta adalah Rp 350 juta.
Jika nilai properti yang diwariskan diperkirakan bernilai Rp 2 miliar, maka perlu ada biaya (Rp 2 miliar – Rp 350 juta) x 5 persen = Rp 82,5 juta.

Apabila harta properti tersebut belum dilaporkan dalam SPT PPH tertanggung, maka menjadi objek pajak penghasilan properti lagi sebesar 2,5 persen. Yang jika dihitung dari nilai properti Rp 2 miliar berarti sebesar Rp 50 juta.

Banyak orang tidak menyadari bahwa mewariskan tanah dan rumah dapat menimbulkan biaya pajak bagi ahli waris. Jika nilainya terlalu besar, bukan tidak mungkin menimbulkan kesulitan keuangan yang baru bagi ahli waris. Untuk itu, selain kebutuhan hidup yang dihitung dengan metode human life value, besaran uang pertanggungan asuransi jiwa juga perlu ditambahkan dengan angka 10 persen dari nilai properti (tanah dan bangunan).

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat bagi anda untuk mengetahui berapa besarnya uang pertanggungan asuransi yang pas.

baca juga :
Rumus Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Yang Ideal

Solusi Terbaik Untuk Segala Kebutuhan Asuransi Anda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menakar Harga Obat-obatan Kanker

Menurut Study of Drug Development oleh Tufts Center, biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu obat baru di pasaran dunia adalah USD 2,558 juta. Maka tak heran jika harga obat kanker yang ditunggu-tunggu turut melambung tinggi. Untuk tahun 2016 saja, FDA Amerika Serikat menyetujui 11 obat kanker baru. Sekarang, obat-obat kanker yang paling laku tahun 2016 itu wani piro? Avastin , obat kanker terlaku sepanjang masa, memiliki harga USD 40 per suntikan. Untuk pemakaian selama satu tahun, biaya yang dikeluarkan dapat mencapai USD 100,000 atau IDR 1.33 Milyar. Revlimid , obat kanker kedua terlaku tahun 2016, bertujuan mengobati anemia, multiple myeloma (kanker yang diakibatkan penyakit dalam darah), serta mantle cell lymphoma (kanker langka yang menyerang limpa). Harga 28 kapsul (satu siklus) 2.5 mg Revlimid adalah sekitar USD 17,773 atau IDR 237 juta. Jumlah siklus yang dibutuhkan tergantung diagnosa dari dokter. Glivec atau gleevec adalah pengobatan oral untuk penyakit chro

Program Asuransi Dana Pensiun 1 Milyar

Tidak menyiapkan dana pensiun yang cukup, menyebabkan hari tua menderita, dan memberatkan hidup orang lain. Banyak orang yang masih menimang – nimang mau berbuat apa untuk masa depannya. Ada yang sudah ingin membuat asuransi dana pensiun akan tetapi beberapa pemikiran yang pendek justru meruntuhkan keinginan tersebut. Mungkin Anda termasuk salah satu orang yang saat ini masih belum yakin dengan membuat asuransi dana pensiun? Bagi Anda yang mungkin saat ini masih juga belum yakin dengan membuat asuransi dana pensiun ada baiknya untuk Anda mempertimbangkannya kembali karena setiap apa yang Anda lakukan di hari ini belum tentu akan bisa Anda lakukan di masa depan. Dan masa depan Anda yang cerah di hari ini masih belum tentu akan cerah juga di masa depan. Karena itu berbagai pertimbangan perlu Anda persiapkan dengan maksimal. Bagi Anda yang ingin mengubah nasib masa depan Anda dengan asuransi dana pensiun, mencoba asuransi dana pensiun 1 milyar bisa Anda coba dan asuransi dana pe

Kenali Tipe Kepribadian Anda Sebelum Memutuskan Berinvestasi

Ada beberapa tipe kepribadian investor. Sangat penting mengenal kepribadian Anda dalam berinvestasi untuk menemukan instrumen investasi yang paling sesuai bagi Anda. Ada tiga profil risiko investor sesuai karakter masing-masing investor, yakni konservatif, moderat, dan agresif. Ada sejumlah alasan yang menentukan profil risiko seseorang, seperti tujuan investasi, usia calon investor, kondisi keuangan, jangka waktu investasi, tingkat keuntungan yang ditargetkan, pengetahuan, sampai pengalaman berinvestasi. Maka dari itu, profil risiko ini ikut mempengaruhi instrumen investasi yang dipilih. Tipe investor konservatif umumnya menghindari risiko, atau lebih suka memilih portofolio investasi dengan risiko sangat rendah. Sederhananya, seorang investor lebih memilih cari jalan aman, meskipun tahu peluang keuntungan tidak tinggi. Yang penting modal investasi tidak masuk pada pilihan yang terlampau berisiko. Investor model ini lebih menyukai produk tabungan maupun pasar uang lainnya,